Senin, 21 Oktober 2019

Published Oktober 21, 2019 by with 0 comment

Prinsip Seni Rupa

Selain unsur senirupa kalian juga harus mengetahui dan memahami adanya prinsip keindahan atau prinsip seni rupa yang terdiri dari :

A. Kesatuan (Unity)
Kesatuan atau unity adalah prinsip yang menunjang adanya hubungan atau keterkaitan unsur-unsur dalam seni rupa yang saling berpadu satu sama lain dengan kata lain tidak dapat berdiri sendiri. Sehingga akan tercipta komposisi yang menarik dan indah, yang menjadikan sebuah karya yang enak dipandang. Contoh : Setangkai bunga mawar. Kita dapat menikmati keindahan dari bunga mawar tersebut karena kita dapat melihat bentuk bunganya, benuk daunnya, bentuk tangkainya yang terbentuk karena adanya unsur garis, bidang, bentuk, dan warna. Kita juga dapat menikmati dengan menyentuhnya dan akan merasakan teksturnya. Unsur-unsur tersebut saling berhubungan dan tidak dapat terpisah, sehingga akan tercipta keindahan dari setangkai bunga mawar


B. Keselarasan (Harmoni)
Keselarasan atau harmoni merupakan prinsip senirupa yang berarti adanya keserasian, yaitu perpaduan unsurunsur seni rupa yang diatur dengan memiliki kedekatan bentuk atau kemiripan, perpaduan warna, atau unsur peran (fungsi) dalam menciptakan keindahan. Contoh gambar kumpulan bunga memiliki bentuk, ukuran dan warna yang tidak sama tapi tidak mencolok perbedaannya. Sumber gambar: https://www.bukalapak.com/p/hobi-koleksi/berkebun/ bibit-tanaman/1v05r4-jual-benih-bibit-biji-bunga-tulip-warnawarna- mixed



C. Penekanan atau pusat perhatian (Centre of Interest)
Penekanan atau pusat perhatian merupakan suatu yang menjadi dominan dalam karya seni. Penekanan atau pusat perhatian yaitu dengan memberikan kesan perbedaan dari dua unsur yang berlawanan dan saling berdekatan, sehingga membuat sebuah karya seni tidak bersifat monoton. Seperti dengan memberikan perbedaan yang mencolok pada bentuk, warna, dan ukuran sebuah karya seni akan terlihat lebih menarik.



D. Irama (Rythm)
Irama atau rythm merupakan pengulangan satu atau lebih unsur seni rupa secara teratur, sehingga akan menimbulkan kesan gerak bagi orang yang melihatnya. Irama atau rythm dapat dihasilkan dari pengulangan unsur garis, bentuk, atau variasi warna. Pengulangan unsur senirupa ada beberapa jenis :

  •  Pengulangan repetitif merupakan pengulangan yang dilakukan dengan teknik, bentuk, ukuran, warna yang sama akan memberikan kesan statis


Pengulangan repetitif dengan bentuk, ukuran, dan warna sama
  • pengulangan alternatif merupakan pengulangan yang bervariasi akan menghasilkan irama harmonis dan berkesan dinamis sehingga dapat meningkatkan nilai estetika dari karya seni yang dibuat.
Pengulangan alternatif dengan variasi bentuk, ukuran, dan warna

  • Pengulangan progesif, merupakan pengulangan yang memberikan kesan gerak dengan adanya perubahan dari unsur-unsurnya, misalnya perubahan dari besar ke kecil, panjang ke pendek.
Irama progresif memberi kesan gerak


E. Proporsi
Proporsi merupakan prinsip seni rupa yang memperhatikan perbandingan ukuran unsurunsurnya. Ukuran-ukuran dari unsur seni rupa yang terdapat di dalamnya harus berada dalam perbandingan yang proporsional. Contoh sederhana ketika menggambar daun, ukuran kertas dan objek gambar harus proporsional. Jangan sampai kertasnya besar gambarnya kecil. Coba rasakan gambar digambar berikut.
Proporsi media dan objek gambar
F. Komposisi
Komposisi dalam sebuah karya seni merupakan prinsip yang sangat penting, karena berpengaruh dengan keindahan hasil karya seni. komposisi merupakan organisasi dari unsur-unsur seni rupa yang disusun menjadi teratur, menarik, dan serasi. Alam benda juga dapat dijadikan sebagai objek gambar yang menarik. Alam benda yang dimaksud adalah benda-benda yang ada di sekitar kalian, baik itu benda ciptaan manusia seperti kendi, gelas, vas bunga, mobil, kursi, meja dan sebagainya, atau benda yang ada di alam sebagai ciptaan Tuhan seperti batu, kayu, air, awan dan sebagainya.

Untuk menggambar alam benda kalian harus dapat melihat dan membidik posisi yang menarik, indah untuk digambar. Atau sebelumnya kalian harus menata benda-alam benda tersebut sehingga akan menarik sesuai dengan kalian harapkan.

G. Keseimbangan (Balance)
Keseimbangan adalah prinsip yang bertanggung jawab pada kesan dari suatu susunan unsur-unsur seni rupa dengan memperhatikan bobot visual yang tidak berat sebelah sehingga akan menjadi daya tarik bagi para penikmat karya seni. Keseimbangan dalam karya seni ada dua macam yaitu keseimbangan asimetris yang menampilkan pengaturan unsur antar bagian berbeda tapi menunjukkan bobot visual sama, sedangkan keseimbangan simetris menampilkan pengaturan unsur yang sama baik bentuk dan jumlahnya.



APRESIASI 

  • pilih "APRESIASI" untuk mengisi absensi 
  • apresiasi yang tidak sesuai dengan perintah tidak dihitung sebagai absensi
Lanjut Baca
      edit
Published Oktober 21, 2019 by with 0 comment

Unsur Seni Rupa


Tentu kalian mengenal alam sekitar, yang diantaranya terdapat alam fl ora, alam fauna, dan Alam Benda. Tapi pernahkah kalian memperhatikan keindahan alam yang ada disekitar dengan cermat??. Keindahan yang tercipta dengan sempurna oleh Sang Pencipta Semesta memiliki keragaman bentuk, ukuran, dan warna. Kalian dapat menjadikan keindahan alam sekitar sebagai inspirasi dalam berkarya seni yang sangat luar biasa.

Untuk dapat menuangkan keindahan alam ke dalam karya seni dibutuhkan kecermatan, kepekaan rasa dalam memahami dan menguasai alam sekitar sehingga akan didapatkan ketepatan objek gambarnya.

Taukah kalian keindahan karya seni yang diciptakan itu tidak sekedar tergores, tergurat, terkuas, ataupun tertatah begitu saja. Keindahan itu tercipta karena ada penguasaan seniman akan unsur dan prinsip keindahan atau disebut dengan unsur-unsur dan prinsip seni rupa. Kalianpun dapat menjadi seniman hebat dengan memahami unsur dan prinsip seni rupa yang terkandung pada sebuah obyek. Apa sajakah yang ada dalam unsur dan prinsip seni rupa itu???

A. Unsur Keindahan atau Unsur Seni Rupa
Karya dari seni rupa, merupakan karya seni yang akan dinikmati orang dengan melihatnya dan meraba. Untuk menghasilkan sebuah gambar yang indah dan menarik kalian harus memahami unsur seni rupa. Unsur seni rupa itu terdiri dari

1. Titik
Titik merupakan unsur dasar seni rupa yang paling kecil dan sederhana. Setiap menggores selalu diawali dengan titik. Begitu juga dalam menggambar selalu diawali dengan sebuah titik. Meskipun merupakan sebuah bentuk yang sederhana tapi titik dapat memiliki peran sangat besar dan dapat menjadi pusat perhatian dalam sebuah karya seni.

Coba perhatikan sebuah daun dan gambarlah. Meskipun bentuk daun beragam tapi untuk memulai menggambarkannya pasti akan dimulai dari sebuat titik.

2. Garis
Dari gabungan titik-titik yang menyambung dan memanjang yang cenderung memiliki arah tertentu akan tercipta garis . Garis memiliki beberapa sifat yaitu panjang, pendek, tipis, lurus, horisontal, vertikal, berombak, spiral, melengkung, miring, patah-patah, zigzag. Garis dalam sebuah gambar dapat memberikan kesan kekar, kuat, megah, simpel atau agung

Garis lurus (a), garis lengkung (b), garis zig zag (c), garis spiral (d)
Seperti halnya dengan benda-benda yang ada disekitar, juga memiliki unsur garis yang beragam. Flora, fauna, dan alam benda juga mengandung unsur garis. Sebagai contoh perhatikan sebuah daun, bunga, hewan, atau benda disekitar kalian dengan cermat, temukan unsur garis apa saja yang terdapat pada benda tersebut??


3. Bidang
Sedangkan gabungan dari beberapa garis yang memliki dimensi panjang dan lebar (dua dimensi ) akan tercipta bidang. Bidang terdiri dari bidang geometris yaitu bidang yang beraturan seperti segi empat, segi tiga, lingkaran, dan bidang non geometris yaitu bidang yang tidak beraturan dan bebas. Bidang dapat tercipta karena kesengajaan seperti bidang segi empat, bidang segitiga, lingkaran. Sedangkan bidang muncul karena ketidak sengajaan karena adanya cahaya, pewarnaan, barik.

Bidang non geometris memiliki bentuk tidak beraturan
Coba perhatikan bidang dari benda-benda disekitar kalian termasuk bidang geometris atau non geometris. Pohon, bunga, daun, rumput, batu, mobil itu merupakan benda dengan bidang non geometris karena tidak beraturan. Meja, almari, bola merupakan benda disekitar kita yang memiliki bidang geomteris.

4. Bentuk
Bentuk merupakan rangkaian dari sejumah bidang geometris atau bidang non geometris yang memiliki ruang. Ruang terbentuk karena adanya lebar, panjang dan tinggi atau tiga dimensi. Bentuk dalam artian bahasa adalah bangun (shape) dan sosok (form). Bangun (shape) yaitu yang hanya tampak oleh mata seperti segitiga, kotak, bunder, atau bentuk tak beraturan. Sosok (form) adalah bentuk benda yang terlihat dan dapat dirasakan karena adanya unsur nilai dari benda tersebut, seperti bentuk manusia, hewan, meja, kursi.

5. Warna
Keindahan alam dan sekitarnya yang dapat kita nikmati setiap hari tidak luput dengan adanya warna. Bunga yang berwarna-warni diimbangi dengan warna daun semakin enak untuk dipandang karena adanya unsur warna. Begitu juga dengan benda-benda sekitar kita yang indah dengan pewarnaan.

Untuk mempelajari warna dapat melalui dua pendekatan teori yaitu teori warna yang berdasarkan cahaya dan teori warna yang berdasarkan pigmen warna yaitu butiran halus yang terdapat pada warna. Ada beberapa istilah yang harus kalian ketahui dalam teori warna pigmen sebagai dasar kalian untuk belajar seni rupa.

a. Warna Primer, merupakan warna dasar atau pokok yang tidak bisa diperoleh dari campuran warna lain, akan tetapi dari pencampuran warna primer dapat menghasikan warna lain. Warna primer terdiri dari warna merah, biru dan kuning

6. Tekstur
Kita dianugerahi indera peraba yang dapat digunakan untuk menikmati sifat permukaan suatu benda atau tekstur suatu benda yang ada di sekitar kita. Tekstur pada benda juga merupakan keindahan yang dapat nikmati.

Tekstur adalah suatu sifat permukaan sebuah benda, yang bisa berkesan kasar, halus, licin, mengkilap, berpori, kusam dan sebagainya. Tekstur dapat dirasakan melalui penglihatan dan perabaan, oleh karena itu dalam karya seni rupa tekstur atau sifat permukaan sebuah benda ada yang nyata dan semu. Tekstur nyata apa yang tampak oleh penglihatan sama dengan yang dirasakan dengan merabanya, sedangkan tekstur semu adalah kesan yang dilihat tidak sesuai dengan apa yang dirasakan dengan meraba. Tekstur nyata dalam karya lukisan dapat dihasilkan dengan menorehkan warna dengan kasar sehingga ketika dilihat dan diraba akan terasa kasar. Sedangkan tekstur semu dalam karya lukisan dapat dihasilkan dengan memperhatikan gelap terang pewarnaan.

7. Gelap terang
Gelap terang dapat dalam karya seni dapat terjadi karena intensitas warna, dan hasil dari pengunaan warna hitam dan putih.

Unsur gelap terang dalam karya dua dimensi memiliki fungsi untuk :
  • Memberikan kesan seolah objek yang ditampilkan memiliki volume atau tiga dimensi
  • Seolah memiliki ruang atau kedalaman
  • Memberi perbedaan kontras


APRESIASI 

  • pilih "APRESIASI" untuk mengisi absensi 
  • apresiasi yang tidak sesuai dengan perintah tidak dihitung sebagai absensi
Lanjut Baca
      edit
Published Oktober 21, 2019 by with 0 comment

Bermain Musik Tradisional


Bermain musik tradisional berarti memainkan suatu alat musik tradisional, baik sendirian (solo) maupun bersama orang lain (ensembel). Memainkan alat musik tradisional ialah membunyikan alat musik hingga menghasilkan nada-nada sesuai ciri khas alat musiknya. Misalnya, meniup seruling melantunkan lagu-lagu kesukaan sambil duduk sendirian di bawah pohon rindang. Apabila memainkannya alat musik tradisional bersama orang lain, tentu perlu mengikuti kaidah yang berlaku. Lebih-lebih jika alat musik atau lagunya diatur secara ketat oleh ketentuan tatakerama dan tatacara tradisi.

Pada tahap belajar, bermain musiknya bisa sekedar asal bisa melantunkan lagu-lagu dengan baik untuk mengasah ketrampilan dasar menuju lebih lanjut. Selanjutnya, permainan musiknya bisa dipadukan bersama permainan orang lain, baik dalam nada yang sama (unifon) atau berbeda nada (polifoni). Apalagi, jika alat musik tradisional yang dimainkan bukan kelompok melodi. Oleh karenanya seseorang juga harus cakap bermain dalam kaidah yang lazim diterima. Pada tahap mahir, tentu permainan alat musiknya sudah masuk ke taraf penghayatan. Karakter dirinya menyatu dengan karakter alat musiknya. Bermain solo hasilnya sangat hidup, bermain bersama orang lain juga sangat selaras dan saling menghidupkan.

Cara Bermain Musik Tradisional

Bermain musik tradisional berarti memainkan alat musik dengan lagu-lagu tradisional. Langkah-langkah berikut ini menuntun cara belajar bermain musik tradisional dimulai dari sangat awal seakan-akan belum tahu apa-apa tentang alat musik tradisional.

1. Mengenali dan memilih jenis musik tradisional yang diminati
  • Dengarkan dengan seksama tanpa prasangka musik-musik tradisional, bisa secara langsung (live show) atau melalui rekaman (audio/audiovisual), entah dari lingkungan budaya sendiri atau dari lingkungan budaya lain.
  • Pilih dari antaranya satu atau dua jenis musik tradisional yang paling terjangkau narasumber atau kelompok seninya.
  • Carilah data atau informasi lebih banyak dari berbagai sumber agar mendapatkan pengertian lebih luas tentang jenis musik yang diminati tersebut.
  • Tentukan sendiri atau minta tolong orang yang layak dipercaya untuk membantu menentukan pilihan.
  • Ujilah kembali, mengapa meminati jenis musik tradisi tersebut, apa saja konsekuensi atas pilihan itu, apa yang bisa diharapkan dari musik yang dipilih itu, adakah risiko yang harus dihadapi dan bagaimana cara mengelola risiko itu, mintalah pendapat pada orang yang telah berhenti bermain musik yang diminati.
  • Jika masih ragu-ragu atau berubah pikiran tundalah keputusan, diamkan keinginan sementara, cobalah mencicipi bersama orang yang benar-benar mampu melakukan.
  • Bila pertimbangan sudah mantap, tetapkan pilihan dan dikunci, lalu segera melakukan langkah selanjutnya.
2. Mengenali dan memiih alat musik tradisional yang diminati
  • Carilah data atau informasi untuk mengetahui alat musik apa (atau apa saja apabila lebih dari satu alat musik) yang digunakan untuk memainkan musik tradisional pilihan itu,
  • Jika terdiri dari banyak alat musik, bidiklah satu atau dua alat musik yang hendak dijadikan andalan, ingin dipelajari lebih dahulu atau memang harus dipelajari lebih dahulu.
  • Pertimbangkan keterjangkauan atas suatu alat musik yang diminati; pilih yang paling terjangkau atau temukan cara-cara lain untuk bisa mendapatkan alat musik yang dibidik itu; hindari pembelian yang sia-sia karena kecewa atau merana karena tidak mampu menjangkaunya.
  • Bila pilihan sudah mantap, tetapkan dan dikunci, lalu mulailah berlatih
3. Mengetahui cara memainkan dan kaidahnya
  • Sebaiknya bergabung pada kelompok musik tradisional tempat alat musik pilihan itu biasa dimainkan, lebih-lebih jika alat musiknya tidak cocok dimainkan sendirian (solo); namun bagaimanapun juga kelompok akan memberikan lingkungan belajar yang lebih baik.
  • Kenalilah bagian-bagian alat musik seperlunya agar tidak salah cara pakai.
  • Perhatikan contoh memainkan alat musik pilihan dari orang yang telah mahir memainkan atau setidaknya layak ditiru.
  • Ingat-ingat atau catatlah dasar-dasar pokok teknik memainkan, cobalah membayangkan dengan caranya sendiri asalkan tidak bertentangan dengan kaidah tatakerama dan tatacara tradisi yang lazim berlaku.
  • Lakukan sendiri sesuai contoh:
  1. mulailah dari cara membunyikan alat musik
  2. dilanjutkan cara memperoleh nada atau bunyi-bunyi yang dibutuhkan dengan lancar
  3. teruskan dengan memainkan nada-nada atau bunyi-bunyi yang dipolakan, sebaiknya mempraktikkan pola nada atau pola bunyi sederhana yang menjadi dasar lebih lanjut dan nantinya sungguh-sungguh akan dimainkan
  4. Lakukan berulang-ulang agar terampil dan benar kaidahnya
  • Mempraktikkan lagu pendek sederhana atau potongan lagu panjang yang mudah dengan cara yang benar lebih berguna daripada memainkan pola-pola nada atau pola-pola bunyi sembarangan.
  • Sebelum menemukan sendiri cara yang cocok dan bisa dipertanggung jawabkan, sebaiknya mengikuti petunjuk sumber yang telah mahir meskipun sering tidak mudan dan kadang kala tidak nyaman.
4. Berlatih memainkan lagu tradisional sendirian
  • Mulailah dengan lagu tradisional yang pendek dan sederhana namun utuh dan fungsional.
  • Cobalah memainkan sendiri, dengan menirukan contoh dan mengikuti petunjuk pembimbing.
  • Mainkanlah sendiri seperti contoh atau petunjuk pembimbing tanpa kehadiran pembimbing.
  • Tunjukkan perkembangan secara berkala kepada pembimbing, mintalah penilaian dan petunjuk peningkatan; jangan ganti lagu sebelum lagu yang sedang dilatih dikuasai secara layak.
  • Setelah 3 - 5 lagu pendek sederhana benar-benar dikuasai, beranjaklah ke lagu yang lebih panjang namun sederhana.
  • Jika 2 – 3 lagu panjang sederhana telah berhasil lancar tanpa halangan, termasuk hambatan hafalan, lanjutkan ke lagu pendek tetapi lebih sulit.
  • Begitu seterusnya hingga lagu panjang yang sulit.
  • Jangan melangkah terlalu jauh tingkat kesulitannya hingga terbebani.
  • Beban terbesar berlatih dasar adalah menghadapi kebosanan.
  • Berilah waktu pada diri sendiri untuk mengendapkan pengalaman demi pematangan dan mengurangi kebosanan.
  • Buatlah jadwal berlatih yang teratur dan ditepati: 1 – 2 kali/minggu @ 2 jam pada umumnya lebih berdaya tahan.
5. Berlatih memainkan lagu tradisional bersama orang lain
a. Berlatih secara sama-nada dengan alat musik yang sama (unifon)
  • Mulailah dengan memainkan lagu pendek sederhana untuk menguji kelancaran dan kesesuaian kaidah.
  • Mintalah penilaian pembimbing dan petunjuk peningkatannya.
  • Setelah beberapa lagu pendek sederhana berhasil, lanjutkan ke lagu panjang sederhana,
  • Seterusnya setelah beberapa lagu panjang sederhana berhasil, lanjutkan ke lagu pendek lebih sulit.
  • Sesudah beberapa lagu pendek sulit berhasil, teruskan ke lagu panjang lebih sulit.
  • Demikian seterusnya hingga lagu panjang yang sulit.
b. Berlatih secara polifoni beda-nada dengan alat musik sejenis
Ikuti langkah-langkah nomor (1); perhatikan jenis alat musik yang sedang dipelajari termasuk fungsi melodi, ritme atau harmoni untuk disesuaikan kaidah peruntukannya.

c. Berlatih secara polifoni beda-nada dan beda alat musiknya
Ikuti langkah-langkah nomor (2); perhatikan jenis alat musik yang sedang dipelajari termasuk fungsi melodi, ritme atau harmoni untuk disesuaikan kaidah peruntukannya.

6. Berlatih penghayatan musik tradisional
  • Pilih salah satu lagu yang paling mengesan di hati.
  • Pastikan lagu itu sudah bisa dimainkan dengan baik menggunakan alat musik yang paling disukai atau setidaknya yang paling dikuasai.
  • Rasakanlah getaran lagunya, perhatikan bagian mana yang paling menyentuh kesadaran.
  • Ulangilah memainkan lagu itu, berilah sentuhan paling istimewa dari seluruh kemampuan yang telah dicapai pada bagian lagu yang paling menggores sanubari.
  • Nikmatilah, sadarilah reaksi jiwa terhadap merasuknya getaran musik ke dalam relung-relung kesadaran.
  • Biarkan seluruh imajinasi yang terbit mengembang memenuhi jiwa dan raga.
  • Ledakkanlah gejolak batin yang membara dahsyat dengan memainkan alat musik sepenuh hati, segenap kemampuan yang belum pernah dilakukan, menyatu dengan alat musik menumpahkan getaran nada-nada yang terdengar beserta energi yang terpancarkan.
  • Tenggelamkanlah seluruh jiwa-raga dalam gerak memainkan alat musik bersama lahirnya alunan lembut nada-nada yang getarannya seakan semakin tak terdengar, melesap lenyap ke dalam ruang kosong tanpa batas.

APRESIASI 

  • pilih "APRESIASI" untuk mengisi absensi 
  • apresiasi yang tidak sesuai dengan perintah tidak dihitung sebagai absensi
Lanjut Baca
      edit
Published Oktober 21, 2019 by with 0 comment

Fungsi Alat Musik Tradisional

Fungsi suatu alat musik tradisional tampak nyata dalam penggunaan bersama alat-alat musik
tradisional lainnya secara ensembel, baik yang sejenis maupun beda jenis. Dua sasando
(sejenis) dimainkan bersama disebut ensembel. Satu seruling dan satu kecapi (beda jenis)
juga disebut ensembel. Berbagai macam alat musik tradisional dimainkan bersama dalam
satu keselarasan lagu disebut orkestra (ensembel besar).
Setiap alat musik tradisional memiliki ciri khas bunyi dan nada yang berbeda. Masingmasing
alat musik memiliki fungsi yang berbeda pula dalam membangun keselarasan yang
dimaksudkan dalam ensembel atau orkestra. Setiap jenis alat musik memiliki karakter suara
dan nada yang berbeda-beda sehingga kecocokan fungsinya juga berbeda-beda. Secara
garis besar, ada tiga fungsi utama alat musik dalam sebuah ensembel atau orkestra: melodi,
ritme dan harmoni.
1. Fungsi melodi
Alat musik yang memiliki fungsi melodi
bertugas memperdengarkan nadanada
suatu lagu. Syaratnya, alat musik
tersebut harus memiliki nada-nada yang
bisa digunakan untuk menyanyikan
suatu lagu, baik secara instrumental
(tanpa syair) maupun untuk mengiringi
nyanyian vokal. Gambang dan gender
pada gamelan Jawa bisa berfungsi
melodi karena masing-masing memiliki
titinada.
Meskipun memiliki titinada, suatu alat musik belum tentu difungsikan sebagai melodi,
tetapi digunakan sebagai fungsi penyelaras nada. Rebab, kecapi dan bonang memiliki
titinada, namun biasanya tidak digunakan sebagai melodi. Seperangkat lengkap kolintang
atau angklung tidak semuanya difungsikan sebagai melodi, sebagian dari antaranya
berfungsi sebagai ritme dan penyelaras.

Penggunaan suatu alat musik sebagai melodi atau bukan terkait kekhasan peran alat
musik yang bersangkutan. Tentu saja juga tergantung kebutuhan keindahan, tujuan dan
makna suatu gubahan lagu serta ketersediaan alat musiknya. Dalam suatu orkestra
musik tradisional, seruling biasa berfungsi harmoni. Namun dalam ensembel Seruling-
Kecapi, seruling justru berfungsi sebagai melodi.
2. Ritme
Alat musik dengan fungsi ritme menjadi
penanggung jawab kecepatan melodi.
Misalnya, dalam gamelan Jawa, Bali dan
Sunda kendang berfungsi sebagai ritme. Alat
musik lain yang berperan sebagai melodi dan
harmoni mengikuti ritme gendang. Gendang
dengan pola tepukan tertentu memberi abaaba
seberapa cepat melodi dan corak harmoni
yang harus dimainkan masing-masing alat
musik.
Pada perangkat alat musik tradisional sejenis, seperti kolintang, pemilahan peran sebagai
fungsi ritme ditunjuk dari perbedaan coraknya. Misalnya, fungsi ritme ada pada kolintang
katelu (alto) atau karua (tenor). Sedangkan kolintang taweng digunakan sebagai fungsi
melodi. Kolintang sella (kontra bass) dan loway (bass) berfungsi sebagai harmoni.
3. Harmoni
Alat musik tradisional yang memiliki fungsi harmoni berperan menyelaraskan
beberapa unsur bunyi dalam satu kepaduan, dengan cara melengkapi unsur bunyi
dari kekhasannya. Dengan demikian,
sambil menyelaraskan perbedaan alat
musik dengan fungsi harmoni juga
memperkaya unsur-unsur bunyi yang
semakin memperidah. Misalnya, dalam
musik Degung peran harmoni diperankan
oleh bonang, jengglong, gong, dan lainlain.

Lanjut Baca
      edit
Published Oktober 21, 2019 by with 0 comment

Macam-macam Alat Musik Tradisional


Ciri khas alat musik tradisional adalah jenis akustik yaitu bunyi yang terdengar berasal dari getaran alat musik itu sendiri, bukan rekayasa elektronik. Secara garis besar, ragam alat musik tradisional dikelompokkan dalam beberapa kategori, yaitu alat musik petik, tiup, gesek, pukul, tepuk dan goyang.

a. Alat musik tradisional petik
Alat musik tradisional petik terdiri dari dua unsur pokok, yaitu tali yang dipetik dan ruang resonansinya untuk menggaungkan bunyi petikan. Bahan dan bentuknya bermacammacam sesuai kekhasan daerah masing-masing. Mungkin sekali perbedaan bahan berdasarkan ketersediaan bahan setempat.

Contoh alat musik tradisional petik, misalnya, sasando dari Rote; kecapi dari Jawa Barat, siter dan celempung dari Jawa, sampe dari Kalimantan Timur dan japen dari Kalimantan Tengah dan tapin dari Kalimantan Selatan, talindo/tolindo atau popondi dan kecapi petik dari Sulawesi Selatan, santu dari Sulawesi Tengah, guoto dari Papua

Tolindo atau Popondi
b. Alat musik tradisional tiup
Alat musik tradisional tiup pada dasarnya memiliki lobang tiup dan ruang resonansi untuk menggaungkan bunyi tiupan. Adapun bahan alat musik tiup bisa bahan alam atau bahan buatan yang dibentuk dari bahan alam. Bahan alam misalnya aneka macam bentuk seruling bambu: saluang dari Sumatera Barat, serangko dari Jambi, seruling dari Jawa, lalove dari Sulawesi Tengah dan tahuri dan fu kerang dari Maluku, triton kerang dari Papua.

Sedangkan bahan buatan dari alam biasanya berupa seruling mirip terompet terbuat dari kayu dan bahan penolong lainnya sebagai sumber getar. Contoh, serunai dari Sumatera Barat atau serune kalee dari Aceh dan terompet Jawa Barat atau dari Madura. Pupuik batang padi adalah terompet berbahan batang padi dari Sumatera Barat.
Serangko
c. Alat musik tradisional gesek
Alat musik tradisional gesek pada dasarnya terdiri dari dua unsur pokok, tali yang digesek dan ruang resonansi untuk menggaungkan bunyi gesekan dengan alat geseknya. Contoh alat musik tradisional gesek, misalnya, tehyan atau tehyang Betawi dari DKI Jakarta, rebab dari Jawa Tengah dan Jawa Barat, keso dan geso-geso dari Sulawesi Selatan, tutuba dari Sulawesi Tengah.

Tehyan atau Tehyang
d. Alat musik tradisional pukul
Alat musik tradisional pukul pada dasarnya berupa sesuatu yang apabila dipukul berbunyi dan bila dikomposisi bisa menimbulkan suara musikal. Bahan alat musik dari alam langsung tanpa bahan penolong misalnya bambu atau kayu yang beresonansi atau bergaung sesuai bunyi pukulan. Contoh, kentongan/tong-tong bambu atau kayu, lesung penumbuk padi dari kayu. Alat musik berbahan kayu dengan atau tanpa ruang resonansi namun memiliki titi nada misalnya, lado-lado dan kolintang dari Sulawesi, gambang dari Jawa. Alat musik pukul berbahan penolong kulit misalnya tambur dan bedhug, doll dari Bengkulu, tambua dari Sumatera Barat, gordang dari Sumatera Utara. Alat musik berbahan logam misalnya bende dari Lampung, cengceng dari Bali, talempong dari Minangkabau, sebagian perangkat gamelan Jawa dan Bali seperti gender, saron, bonang, kempul, gong, dan lain-lain.

Gordang Sambilan
e. Alat musik tradisional tepuk
Pada umumnya alat musik tradisional tepuk mengandung unsur kulit sebagai sumber getar dan ruang resonansi penggaung bunyi. Contoh, aneka macam gendang dan tifa adalah jenis tepuk. Kadangkala alat musik tepuk juga dibunyikan dengan cara dipukul. Ada juga alat musik yang sebenarnya perangkat petik tetapi pada kenyataannya cara memainkannya ditepuk, yaitu guoto dari Papua. Karinding dari Jawa Barat mengesankan alat musik tiup, tetapi sebenarnya ditepuk (bagi pemula dipetik) dan rongga mulut hanyalah ruang resonansi getaran yang hasilkan

Tifa

f. Alat musik tradisional goyang
Alat musik tradisional goyang dimainkan dengan cara digoyangkan. Contoh, aneka macam angklung dan marakas.

angklung


APRESIASI 

  • pilih "APRESIASI" untuk mengisi absensi
  • apresiasi yang tidak sesuai dengan perintah tidak dihitung sebagai absensi
Lanjut Baca
      edit
Published Oktober 21, 2019 by with 0 comment

Jenis Musik Tradisional


Pengelompokan jenis corak musik tradisi pada umumnya terkait dengan kedudukan musik tersebut pada acara, kegiatan atau upacara adat tradisi. Setiap daerah, budaya, etnis atau suku bangsa memiliki corak-corak musik untuk perayaan adat tradisi sesuai ragam musik khas masing-masing. Oleh karena menggunakan alat musik tradisional yang sama, jenis musik tradisi masing-masing budaya daerah atau suku bangsa terletak pada jenis nada, lagu dan peruntukan tradisinya. Misalnya, musik tradisi untuk upacara terkait siklus kehidupan dan kematian; musik tradisi untuk upacara perawatan sumber-sumber daya alam dan kelestarian lingkungan hidup; musik tradisi perayaan sosial dan kenegaraan; dan lain-lain.

Adapun jenis musik tradisional pada umumnya lebih luas dan lebih bebas aturan tradisi. Corak musiknya terkait asal budaya kedaerahan dan . jenis alat musik yang digunakan. Kebanyakan musik tradisional atau kedaerahan tidak hanya memainkan satu jenis alat musik, apalagi hanya satu alat musik saja, kecuali karena alasan khusus. Biasanya satu pagelaran musik tradisional memainkan lebih dari satu alat musik sejenis atau beberapa alat musik beda jenis yang merupakan kekhasan budaya daerah tersebut. Misalnya, musik tradisional Gambus. Musik gambus tidak hanya melulu memainkan alat musik petik gambus, tetapi juga rebana, sering kali dihiasi suara biola.

Terkait jenis alat musik yang dimainkan, sering kali dalam satu daerah atau suku bangsa memiliki lebih dari satu jenis musik tradisional. Orang Sunda di Jawa Barat memiliki musik Kecapi Seruling dan Degung. Disebut seruling kecapi karena alat musik utama yang dimainkan adalah seruling dan kecapi. Sedangkan degung berbeda, karena alat musik utamanya lebih banyak dan lebih lengkap dari yang dimiliki. Antara lain, gendang, seruling, kecapi, gambang, gong dan sering juga ditingkahi terompet jenis tertentu. Tentu saja warna musiknya masih serupa, karena alat musik yang digunakan sama. Hanya jumlah dan kelengkapannya yang berbeda.

Beberapa contoh musik tradisional Nusantara antara lain:
  1. Gambang Kromong dari Betawi. Awalnya musik tradisional gambang kromong menggunakan nada pentatonis (lima nada) dan alat-alat musik Tiongkok. Namun sekarang telah berkembang dengan memasukkan unsur-unsur alat musik moderen. Lagu-lagunya dinyanyikan pasangan pria dan wanita, isinya bersifat sindiran jenaka.
  2. Keroncong dari Jakarta. Musik tradisional ini sebenarnya warisan atau setidaknya pengaruh jejak keberadaan bangsa Portugis. Namun oleh para pemusik bangsa Indonesia dikembangkan dengan memasukkan unsur-unsur alat musik tradisional misalnya gamelan, maka jadilah langgam Jawa.
  3. Gong Luang dari Bali. Musik tradisional ini hampir mirip gendhing Jawa, karena jenis alat musik dan nada suaranya serupa meskipun tidak sama. Citarasa gong luang lebih meriah dibanding gendhing Jawa.
  4. Karang Dodou dari Kalimantan Timur. Musik tradisional ini tergolong musik tradisi yang digunakan dalam upacara adat kelahiran, yaitu itu untuk mengiringi pembacaan mantramantra saat pemberian anama bayi.
  5. Angklung Buhun dari Kanekes di Jawa Barat. Musik tradisional ini juga tergolong musik tradisi masyarakat Baduy yang dimainkan untuk mengiringi tarian musim tanam.
  6. Tabuh Salimpat dari Jambi. Musik tradisional ini menggunakan kerenceng, gambus dan rebana.
  7. Huda dari Minangkabau. Musik tradisional bernuansa Islami ini unik, karena terdiri dari tiga jenis musik serupa namun berlainan, termasuk di dalamnya Salaulaik Dulang. Salaulaik merupakan musik asli Tanah Minang.
  8. Kombi dari Papua. Musik tradisional bersuara gendang ini tidak menggunakan tifa, melainkan bambu berlobang yang diberi tali sayatann rotan. Dari arti katanya sebenarnya alat musik petik, namun cara memainkannya rotan ditepuk. Musik tradisional ini digunakan untuk hiburan dan upacara adat.
  9. Cilokak dari Lombok. Musik tradisional ini menggunakan beberapa alat musik, antara lain drum, biola, seruling, gambus, gong, dan lain-lain.
  10. Krumpyung dari Yogyakarta/Jawa Tengah. Musik tradisional ini menggunakan alat musik dari bambu yaitu semacam angklung yang nada suaranya seperti gambang dan gong bumbung tiup. Meskipun amat jarang, krumpyung dimainkan bersama musik tradisional lainnya yaitu gejog lesung. Gejog lesung adalah suara menumbuk padi berirama, biasa untuk mengiringi nyanyian vokal berupa tembang-tembang. Di Banyuwangi musik alat pertanian ini disebut gedongan.
  11. Sasando dari Rote. Musik petik tradisional ini unik, karena meskipun berasal dari daerah Indonesia Timur nadanya bercorak salendro dan pelog mirip kecapi Sunda dan siter Jawa.
  12. Painting dari Kalimantan Selatan. Musik tradisional ini menggunakan alat utama alat petik dan dilengkapi dengan alat-alat musik lainnya, seperti babaun, agung, marakas dan talinting.
  13. Tingkilan dari Kalimantan Timur. Musik tradisional ini menggunakan alat utama gambus, ketipung, dan biola. Musik tradisional ini digunakan untuk mengiringi tarian, untuk mengiringi nyanyian hiburan maupu upacara-upacara.
  14. Gaghahanggase dari Sangihe Talaud. Musik tradisional ini terdiri beberapa alat musik tradisional setempat, di antaranya alat musik bambu, tambur, karoncongan, dan lain-lain. Gaghahanggase untuk mengiringi nyanyian vokal.

APRESIASI 

  • pilih "APRESIASI" untuk mengisi absensi 
  • apresiasi yang tidak sesuai dengan perintah tidak dihitung sebagai absensi
Lanjut Baca
      edit
Published Oktober 21, 2019 by with 0 comment

Simbol dan Estetika Musik Tradisional


Seperti halnya musik moderen, musik tradisional juga memiliki bentuk-bentuk atau wujud estetika atau citarasa keindahan. Estetika musik tradisional terletak pada jenis suara dari alat musiknya, permainan nada, ritme, tempo dan dinamika pada saat melantunkan suatu  lagu. Meskipun berupa dentum, suara gendang atau tifa akan terdengar indah pada saat dimainkan dengan terampil. Selain dari segi suara, sering kali keindahan juga bisa dinikmati dari keunikan rupa dan bentuk alat musiknya. Contoh, seruling atau terompet yang diukir, sasando yang menyerupai perahu layar.

Agak berbeda dengan musik moderen atau musik tradisional Barat, pada awalnya musik tradisional Nusantara tidak menggunakan simbol-simbol musik. Misalnya, tanda-tanda baca pada penulisan partitur atau naskah lagu. Hal ini dikarenakan musik tradisional dipelajari secara lisan atau menirukan contoh. Baru di kemudian hari musik-musik tradisional dibuatkan simbol-simbol penulisan agar bisa dipelajari mandiri secara tertulis. Akhirnya simbol-simbol penulisan musik tradisional ini diperlukan
pada saat orang berusaha mengkolaborasikannya dengan musik moderen.

Kolaborasi musik tradisional dan musik moderen pada umumnya dimengerti sebagai memainkan musik tradisional beriringan dengan musik moderen. Penggunaan alat-alat musik tradisional untuk memainkan lagu-lagu moderen jarang dianggap kolaborasi. Begitu pula sebaliknya, penggunaan alat-alat musik moderen untuk menyanyikan lagu-lagu tradisional. Padahal, untuk melakukan pertukaran guna tersebut tidak mudah. Agar penerapan tersebut bisa lebih selaras perlu penyesuaian tinggi-rendahnya nada musik tradisional dengan tinggirendahnya nada musik moderen.

Penyesuaian tinggi-rendah nada dilakukan dengan konversi atau penyejajaran jenis nada. Misalnya, agar lagu-lagu moderen bisa diiringi musik tradisional Jawa maka harus dibuat partitur baru berpedoman pada tangga nada gendhing Jawa. Biasanya digunakan tangga nada Pelok Barang, karena memiliki nada yang lebih kaya dan dekat dengan musik moderen Barat. Namun penyesuaian juga dilakukan dengan mengubah tinggi-rendahnya getaran bunyi alat musik agar frekuensinya mendekati kebutuhan nada musik moderen

Contoh, alat musik gamelan Jawa yang terdengar harmonis untuk mengiringi lagu-lagu pop atau dimainkan bersama alat musik moderen telah mengalami penyesuaian frekuensi bunyi setara nada-nada musik moderen. Apalagi dengan adanya perkembangan teknologi musik digital, penulisan partitur lagu-lagu dengan menggunakan simbol-simbol musik moderen menjadi tak terhindarkan.

Estetika musik tradisional adalah keindahan pada pendengaran hingga sampai pada kedalaman penjiwaannya. Perkembangan estetika musik tradisional mengikuti keadaan jaman. Setelah masuknya pengaruh pemikiran dan musik Barat sejak awal abad ke-15, estetika musik tradisional menjadi lebih beragam karena diperkaya nada-nada Eropa.

Mungkin saja pada awalnya terjadi perbenturan, namun secara perlahan terjadilah penyesuaian penyesuaian. Begitu pula kemudian lahir dan diperlukannya simbol-simbol musik, terutama pada penulisan partitur yang sedikit banyak mengikuti pedoman Eropa.

Hibriditas atau percampuran seni budaya antarbangsa merambah pula dalam musik.Tidak hanya pada titinada, cakupan nada dan tangga nada, tetapi juga alat musiknya sendiri. Musik tradisi Nusantara masa kini sudah merupakan percampuran atau setidaknya mendapat mepengaruh bangsa-bangsa lain. Musik tradisional Betawi sangat jelas bernuansa musik Tiongkok. Pada daerah-daerah yang memiliki suasana Kasultanan terasa warna musik padang pasir. Musik tradisional Nusantara silang budaya antarbangsa.

Telah dibahas di depan bahwa musik tradisional, lebih-lebih musik tradisi yang memiliki aturan baku merupakan kekhasan daerah temapat lahir, hidup dan berkembang. Akhirnya musik tradisional juga menjadi simbol identitas atau jatidiri budaya kedaerahan. Mendengar musik tradisional orang mengenali tradisi budaya daerah asalnya. Musik tradisional menjadi ciri penanda kehadiran khas kedaerahan. Musik tradisional menjadi simbol identitas dan representasi budaya yang membedakan daerah atau suku bangsa satu dengan lainnya. Begitu mendengar sayupan kecapi-suling, orang ingat Jawa Barat, suku bangsa Sunda.



APRESIASI
  • pilih "APRESIASI" untuk mengisi absensi 
  • apresiasi yang tidak sesuai dengan perintah tidak dihitung sebagai absensi
Lanjut Baca
      edit